Sabtu, 20 Oktober 2012

Transisi

Gak tau kenapa tadi punya pemikiran tentang "Perubahan". Jangan mikir ini perubahan tentang politik, karena saya gak punya ilmu politik sama sekali. Kalaupun tahu sekedar dari TV sama koran doang.

Jadi kronologisnya gini, pas keluar mau beli lele goreng di samping rumah. Pas lagi nunggu pesanan, gak tau penyebabnya apa, saya kepikiran mantan, gak tau kenapa? Maklum, sekarang masih "Menyendiri" dan pengen nikmatin masa-masa bebas. Namanya juga masih muda!. Masih pengen bergaul dengan banyak orang, nyari aktivitas sebanyak mungkin atau mau ngabisin weekend sambil berkutat dengan hobinya.

Begini yang ada dipikiran saya tadi. Pasca putus dengan mantan saya, sebut aja namanya Anna. Habis putus, awal-awalnya masih nyoba ngubungin dia. Namun karena gak mau stuck disitu terus, sejak itu saya mulai memutus komunikasi dan mengubah sikap saya ke dia. Pada awalnya gak ada kecurigaan sama sekali. Saya masih tenang-tenang aja. Waktu Anna nyoba ngubungin saya. "Kalo mantan nyoba ngubungin kita  pasca putus itu cuma basa-basi doang." karena udah kepikiran seperti pas liat postingannya nemplok di wall saya.
'Cuekin aja, ngapaiin ditanggepin!' dan beberapa saat semudian gak ada komplain dari Anna. 

"Kayaknya udah berhasil nih." Yes! Disitulah saya mulai kembali ke kehidupan lama saya. 

Saya menghilang dalam sesi latihan beberapa saat agar tidak bertemu Anna, karena kita berkenalan pas latihan Parkour. Entah karena alasan apa? Anna menghubungi saya sehari sebelum ultah saya. Seperti biasa dimulai dengan perbincangan basa-basi.

"Cie... yang besok ulang tahun! selamat ya." 
Terus tak bales gini. 
"Ya, makasih ya. Tumben banget SMS, ada apa?" 

Dari sini saya curiga sebenarnya ada apa? Padahal dia yang minta putus, secara logikakan "kalo bilang 'putus' pasti udah gak mau berhubungan lagi." Kok malah jadi gini! Gak sesuai sama yang dipikiran saya, bahkan berlawan dengan logika. Akhirnya saya ikuti alur komunikasi dia dan intinya dia ingin bersahabat dengan saya. Yah... Seperti kebanyakan pasangan yang belum lama bubar. Setelah gagal berpacaran, salah satu diantara mereka minta jadi sahabat. Yang minta selalu orang yang pengen putus. Biarpun Anna adalah pacar pertama saya. Untuk permasalahan seperti itu saya bisa nebak apa yang terjadi. karena banyak peristiwa yang teman saya alami dan kebanyakan nonton TL orang galau serta liatin FTV malem kalo gak bisa tidur. 

Saya berusaha menahan-nahan jawaban agar dia gak ganggu kehidupan saya. Padahal saat itu, baru aja mulai Move On. Sampai Rivi, temen chatting saya dari Paderglang juga kena imbasnya. Pasalnya selama galau, saya banyak curhat sama dia. Biarpun gak pernah ketemu secara reguler, setidaknya semuanya udah terlampiaskan pas cerita sama Rivi. Mungkin selama itu Anna stalking TL saya dan mikir kalo saya curhat sama Rivi. Gak enak juga sih. Masa masalah pribadi, orang lain juga kena imbasnya?
Gak berhenti sampe disitu, Pas latihan kita ketemu dan Anna berusaha ngobrol sama saya. Tentu saja tak cuekin.

"Kok dia dateng latihan ya? Ya udah cuekin aja." Kalimat ini yang ada dipikiran saya pas ketemu Anna.

Dari situ saya masang sikap dingin dan apatis. Mulai awal latihan sampai maghrib saya cuekin terus. Gak peduli dia ngomong apa.
Kira-kira habis latihan, Mandi, makan terus tiduran sambil nonton TV. Ada PM Facebook masuk, ternyata dari Anna. Dia memperdebatkan sikap saya terhadap dia pas latihan sore itu.

"Ish, kamu kenapa tadi diemin aku? aku ajak ngobrol, aku panggil, kamu gak jawab. Terus kamu tadi marah-marah sendiri kenapa?"

"Emang kenapa sih?"

" Bukanya gitu. Aku tau kamu marah sama aku Ish. Aku cuma mau minta maaf sama kamu."

Kira-kira gitulah percakapannya. Habis udah lama banget kejadiannya. Setelah itu yang terjadi adalah saya terhenti dari masa transisi dari Galau ke Move On. Padahal udah meditasi pake lagu Eminem - No Love, Linkin Park - Burning in the skies sama Avril Lavigne - Get Over It. Namun usaha ini sia-sia, dalam sekejap hilang. Hingga akhirnya saya mencoba jalan keluar lain yang jarang dilakukan orang lain yaitu konsultasi sama psikiater. Kedengarannya gila tapi itu yang saya lakukan. Dari tanya temen sekolah sampe temen-temen parkour gak ada yang tahu tempat praktek psikiater. Sampai saya masang status di Facebook, berharap dapet alamat psikiater.

"Bagi yang punya kenalan atau tahu alamat psikiater tolong kasih tau. Penting."

Beberapa lama saya mosting, akhirnya dapat alamat psikiater di daerah Gondokusuman, Yogyakarta. Sayangnya, yang bikin amsyong adalah sebelum saya berangkat ke tepat psikiater, Anna gak sengaja baca status saya. Saya pikir 'dia cuek aja.' Namanya juga udah putus, pasti gak mikirin hal itu. Ternyata dugaan saya salah. Justru dia bales status saya lewat statusnya sendiri. Keesokan harinya, Anna SMS kira-kira jam 6 sore. Saya kaget. "Ngapain dia SMS?" Karena penasaran saya lihat dan isinya, mengejutkan!

"Ish, maafin aku udah nyakitin kamu, aku tau kamu sayang sama aku, aku nyesel. Aku sedih liat kamu jadi gitu gara-gara aku. Tolong hidup lagi. Aku mau jadi temen/sahabat kamu, itupun kalo kamu mau?"

Habis baca, SMSnya gak tak bales dan berdiam di Inbox HP, mungkin sekarang udah hilang entah kemana. Pasca baca SMS dari Anna, Kalimat yang tercantum langsung membekas dipikiran saya selama beberapa hari. Hingga imbasnya pada perayaan Natal, itu menjadi Natal pertama saya yang paling amsyong. Karena saya bukan mikirin misa Natal malah mikirn Anna, yang gak tau ngapain. Misa Natal yang harusnya berakhir dengan sukacita justru berakhir dengan kegalauan sepanjang malam. Sambil lihatin HP, mungkin karena pengaruh kalimat tadi, Membuat saya sering liatin Facebook dan nunggu ucapan "Selamat Natal", khususnya dari Anna. "Padahal udah diputusin kok masih ngarepin juga?" Mungkin dia ingin mengubah pola hubungan kami yang dulunya pacar jadi sahabat. Transisi seperti ini memang gak asing bagi orang yang pernah pacaran, termasuk saya. Sejak kejadian itu saya merasa ada perubahan dalam diri saya. Saya mengalami transisi. Jika saat itu saya emosional menghadapi Anna. Sekarang saya mencoba menghadapi dengan tenang dan menggunakan logika. Mencari tau sebab dan akibatnya serta cara mengnyikapi dia kalo gak sengaja ketemu 4 mata.

Tanpa kita sadari, Siklus pacaran juga mengalami Transisi. Saat awal bertemu kita KENALAN, tahap perkenalan dimulai dari perbincangan singkat dan tukeran Pin BB sama Nomer HP. Setelah tahap kenalan, kita berpindah ke tahap PENDEKATAN. Tahap perdekatan selalu dimulai dengan percakapan yang sudah dikemas untuk mencari tau tentang gebetan, atau sekarang dikenal dengan "Kepo". Lanjutan dari tahap Pendekatan biasanya dimulai dengan ngajak jalan bareng. Dirasa cukup, orang akan berpindah dari PENDEKATAN ke tahap JADIAN. Tahap ini selalu terjadi apabila ada hubungan timbal balik, baik pelaku maupun target. Setelah itu masuk ke tahap PACARAN.  Dari pacaran kita bisa masuk ke pintu galau atau berakhir di pernikahan.

Gak hanya siklus pacaran. Hidup kita juga mengalami Transisi. Mulai dari bayi, sering kencing dicelana. Seiring berjalannya waktu, kita tahu kalo mau kencing harus ke kamar mandi atau nyari pohon kalo kepepet.   Masuk ke anak-anak, kita mulai belajar apapun yang dilakukan orang lain dan niru yang dilakukan orang. Seperti naruh makanan di piring, ngomong "Papa-Mama" dan main diluar sama anak tetangga sebelah. Ditahap Remaja, kita udah mengalami banyak transisi dalam diri kita. Seperti mengenal Kosakata beraneka ragam, mulai dari kosakata jalanan sampai kosakata alay. Sama lawan jenis udah "Malu-malu kucing.", Ketemu ejek-ejekan tapi kalo dirumah mikirin dia terus. Tentu saja, udah berani keluar malam serta ngelakuin hal-hal lain yang belum pernah dilakuin sebelumnya. Transisi manusia bersifat terus-menerus. Karena sifat manusia yang gak pernah puaslah, menyebabkan fase transisi terus berlanjut.

Siapapun kita? Latar belakang kita dan apa yang kita lakukan? Seumur hidup akan terus mengalami transisi sampai terbentuk diri kita yang sebenarnya.

Jumat, 05 Oktober 2012

Tipe-tipe guru sekolah.

Guru, siapa yang gak kenal guru? Guru adalah orang yang ngasih kita pengetahuan. Dari situ akan dapat ijasah. Mungkin diantara kalian pernah menemukan guru seperti ini atau kalian mengalaminya saat ini. Namun kalian gak bisa membedakan "tipe apa guru ini?" Saya coba bantu membuka pikiran anda. 
  • Guru Kece
Guru kece adalah guru yang paling disukai murid-murid. Biasanya yang disukai adalah pembawaannya yang nyantai, kocak dan sesuai dengan kehidupan ABG sekarang, bahkan gak tanggung-tanggung mereka bersikap layaknya ABABIL dan memakai bahasa alay. Umumnya guru kece berusia 24-30 tahun dan belum menikah, tapi nggak dipungkiri kalo ada yang udah nikah asal disukai sama murid-muridnya. Guru kece juga eksis di jejearing sosial dan suka ngepoin muridnya sendiri. Dengan kata lain guru kece adalah "Guru yang diidolakan sama siswa." Gak peduli pelajaran apapun, biar sulit atau gampang. Sekali kece tetap kece.
  • Guru Kalem
Guru kalem. Apa yang kalian pikir tentang guru kalem? Yang jelas dia tipe guru yang baik, gak pemarah dan sabar sama siswanya. Ciri-ciri yang mudah dikenal adalah sudah berumur. Susah berumur berarti udah lama jadi guru. antara 10-20 tahun lamanya mereka mengajar. Selain itu, karena lamanya mengajar, sampai-sampai badan mereka gak terurus dan bertambah berat dan condong ke depan. Rambut udah ubanan dan berkumis (untuk cowok). Guru kalem selalu mengajar mata pelajaran yang dianggap 'Gampang'.
  • Guru Ngotot.
Guru ngotot ini salah satu tipe yang baru saya temukan. Guru ngotot secara harafiah berarti "Guru yang selalu menuntut muridnya dalam bentuk apapun."
Contoh gampangnya pas ngumpulin tugas. Modus guru ngotot adalah "Gak ngumpulin tugas, gak ikut ujian semester" , "Saya gak mau tau pokoknya besok tugas sudah dimeja saya." bahan yang lebih parah kalo ulangan, udah selesai tapi ada yang salah, biarpun tuntas tetap disuruh benerin jawaban. Ngotot banget kan? Guru ngotot selalu mengajar mata pelajaran yang berhubungan dengan angka, rumus dan logika dan dalam seminggu cuma datang 2-3 kali. Itupun cuma ngajar doang.
  • Guru Killer.
Jika ada guru kalem, pasti ada guru killer. Sebenarnya guru killer cuma istilah bagi guru yang galak disekolah sehingga ditakuti siswa, bahkan guru juga ada yang takut sama dia. Secara garis besar, guru killer dulunya adalah mantan preman yang tobat dan beralih jadi guru. Biarpun udah tobat, sisi galak dan premannya tetep gak bisa ilang. Guru killer bisa menjabat Kepala sekolah atau Guru BP, namun bisa juga dia ngajar seperti guru lainnya, yang jelas mereka yang paing sering berurusan dengan anak-anak bermasalah. Dari pengamatan yang saya ketahui, guru galak umunnya punya kerjaan lain diluar sekolah. Biasanya jadi pendeta, pastur atau biarawati. Yang pernah masuk di sekolah swasta,terutama sekolah kristen, rata-rata yang jadi kepala sekolah adalah mereka. Pas ada anak bermasalah, gak ada yang mengaba-aba, kata-kata "kebun binatang, omongan preman dan bahasa sinetron pemeran antagonis" langsung keluar begitu saja. Karena saya pernah kecipratan omongan mereka.
  • Guru Genit.
Guru genit juga baru saya deskripsikan sekarang, karena jarang kita temukan guru seperti ini. Guru genit yang jelas dia bapak-bapak berumur dan suka godain cewek-cewek disekolah. Cewek yang digodain juga dipilih dong, gak asal digodain. Bisanya cewek yang digodain adalah cewek yang nilainya tinggi dikelas dan tentu saja populer.
Namun sayangnya, siswa cowok selalu dikata-katain. Aibnya disebar kemana-mana dan sama pacar korban juga disebar didepan umum. Kalo udah gitu, cuma bisa bilang 'Amsyong lw!' Jika ketemu guru seperti ini hati-hati. Jangan terlalu baik sama dia dan jangan terlalu menonjolkan diri. Bisa-bisa guru genit tersebut dapat materi dan dengan cepat disebarluaskan. Ada beberapa sumber yang saya dapat dari teman. Selain genit, guru ini juga mesum. Bayangin ada sekolah yang punya guru mesum!? 'Apa jadinya coba?' 'Haduuhhh....' Sok ngomong bija tapi mesum. Biasanya kalo mau mesum, pasti lari ke Lab Komputer, pastikan ada internet kan. Nah! kalo ada internet dan gak diblock koneksinya. Udah pasti download bokep sebanyak-banyaknya.