Minggu, 14 April 2013

Enaknya Bersepeda.

Pertama kali aku naik sepeda pas SD. Awal mulanya waktu mau sekolah tapi gak ada yang nganter, oromatis berangkat sendiri. Saat itu juga adanya cuma sepeda. Apa boleh buat, pergi sekolah naik sepeda. Bisa dibilang naik sepeda itu asik karena kita bisa menikmati suasana jalan dan lebih mudah mengamati sekitar. Gara-gara naik sepeda juga saya bisa nemuin jalan pintas apabila harus lewat perempatan lampu merah. Dengan kata lain, nerobos lampu merah tanpa harus takut ditilang polisi. Sayangnya, sekarang orang ogah kemana-mana naik sepeda. Biar jaraknya cuma 500 meter aja. Dia langsung nolak, "Gak mau ah.. Capek." Pernah suatu kali aku ditanya temenku, bisa dibilang baru kenal. Waktu itu aku lagi sepedaan kurang lebih jaraknya 10 KM secara keseluruhan. Gak sengajalah ketemu sama dia di CK. Ditanyain kaya gini

"Kamu gak capek po naik sepeda?"

Lah, aku mau jawab apa juga bingung. Lantaran emang aku menikmati banget naik sepeda. Asal kalian tahu, bersepeda itu enak dan banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari bersepeda.


  • Badan jadi sehat.


Ini udah jelas semua orang tahu. Bersepeda adalah aktivitas fisik. Jadi secara gak langsung otot kaki dan perut bekontraksi. Karena banyak bergerak, keringat keluar dan pembakaran lemak pun terjadi. Dengan kata lain, banyak bersepeda bisa bikin kurus. Daripada cuma mengkambinghitamkan liburan karena liburan kalian jadi gendut. Mending sepedaan keluar, siapa tahu sampai rumah badan udah kaya tiang listrik.


  • Mengetahui banyak tempat.

Gak seperti naik motor, kita gak bisa nengok kanan kiri terlalu lama. Keburu diklakson orang. Parahnya lagi, malah ditabrak orang atau nabrak orang. Beda sama sepeda, kalo naik sepeda kita bisa santai lihatin apa aja. Dari santai itulah, kita bisa melihat banyak tempat dengan waktu yang lama dan gak usah kuatir diklaskon motor yang mau lewat. Gak udah kuatir kalo ada polisi. Gak udah kuatir kalo jalanan macet.

  • Nyaman nerobos lampu merah.

Paling sering lihat yang kaya gini pas di perempatan lampu merah. Karena jalanan lenggang, banyak yang nerobos lampu merah namun mereka gak tahu kalau polisi udah stand by disana. Alhasil, si polisi itu dapet duit 50 rb tapi kalian bisa tenang kalau naik sepeda. Pas lampu merah, tinggal nerobos dari samping atau tuntun sepeda sampai sebrang gak bakalan polisi berani nilang. Gimana mau nilang, SIM sepeda aja gak ada.

  • Gak udah mikirin razia dadakan.

Salah satu hal yang palisaya benci dan kebanyakan orang adalah Razia Dadakan. Razia dadakan biasanya gak ada pemberitahuan, namanya juga razia dadakan. Kalo ada pemberitahuan namanya Razia Berjamaah. Yang paling ditakutkan dari Razia Dadakan adalah ketika pas bawa motor gak bawa STNK atau SIM. Namun sekarang malah Razia Dadakan dijadiin buat polisi malakin orang-orang. Modusnya gini, kita disuruh berhenti tempat yang udah dia tuju. Dibawah motor biasanya ada bungkusan putih kaya sabu-sabu, lalu polisi sok-sok nanya " Itu punya siapa mas?" Kalo diambil, kita yang dituduh. Dari situ, kita dipalakin polisi abis-abisan. "Kalo damai mas bayar 2 juta sama saya? Gimana?" tapi hal itu tidak terjadi kalau kita naik sepeda.

  • Mengurangi pendapatan Polisi Lalu Lintas.

Ini yang terpenting dari semuanya. Bayangin kalo semua orang kemana-mana sepedaan. Gak bakal ada polisi yang jaga diperempatan sambil nunggu penggendara motor yang gak lengkap surat-suratnya. Dengan begitu kita bisa santai ngeledekin polisi yang lagi jaga lalu lintas lantaran mereka gak dapet duit tambahan.


Maka dari itu, kita harus sadar enaknya bersepeda. Semoga yang baca ini sadar dan tahu harus bagaimana kalau kalian terpaksa naik sepeda.

Sabtu, 06 April 2013

Fenomena anak jaman sekarang

Setiap generasi pasti berbeda. Setiap tahun aja deh, gak udah jauh-jauh. Pasti ada aja yang baru dan bermunculan. Tahun 2012, orang-orang pada heboh Gangman Style dan 2013 ada lagi, namanya Harlem Shake.

Saat itu saya sedang buka Facebook. Di beranda, saya gak sengaja melihat komik " Si Juki " Komik buatan anak Indonesia yang ceritanya kurang lebih diambil dari pengalaman sang penulis. Habis itu saya geser ke kaskus dan lihat fenomena anak tahun 90an. Karena saya lahir pada tahun 90an, tepatnya tahun 1993. Saya pun membandingkan dengan anak jaman sekarang. Pastinya mudah ditebak dong kaya gimana.. Secara gaya dan penampilan sudah berbeda. Bukan itu yang menjadi pemikiran saya. Melainkan gaya hidup anak jaman sekarang yang gak sesuai dengan usia mereka.

Yang paling mudah terlihat adalah acara yang mereka tonton sehari-hari.

Setiap hari lebih banyak acara dewasa daripada anak-anak. Pagi hari ketika menonton tv hanya sedikit stasiun TV yang menayangkan kartun atau acara anak-anak. Malah lebih banyak acara Infotaiment, seperti Dahsyat, inbox dan pagi-pagi sudah disuguhkan FTV, yang pada malam sebelumnya udah ditayangin. Siangnya juga gak jauh beda, kalau kalian liat tayangan TV sekitar jam 12 akan banyak FTV yang diselingi "berita kilat" yang biasanya tayang 3-5 menit. Apalagi FTV yang ditayangkan ceritanya selalu sama.

Secara garis besar, pada awal ketemu mereka berantem, saling ngejek satu sama lain, namun pada akhirnya mereka suka sama suka. Semua seperti itu seakan-akan yang nulis cerita cuma "Copy Paste" lalu tinggal di edit dikit. Gak jauh beda sama pelajar yang ngerjain tugas. Nyari di Google, Copy Paste, Edit font sama kalimatnya, beres. Menjelang maghrib juga gak kalah parah. Umumnya pada jam segitu, anak-anak udah pada pulang. Habis main bola di lapangan, main layangan di sawah sampai main air di sungai. Namun saat jam-jam sebelum jam belajar masyarakat. Malah ditayangin "Fesbukers" yang isinya gak jelas, menurutku secara pribadi. Malahan acara itu pernah digugat KPI. Lantaran Joke mereka terkesan melecehkan. Cek di google aja sendiri kalau gak percaya. Jika disuruh membandingkan, masih enakkan jamanku masih anak-anak. Banyak yang rela pulang sebelum maghrib lantaran pengen nonton Kapten Tsubasa (Bagi yang ingat dan pernah nonton). Sampai ada yang pas Ujian, rela belajar sore hari biar bisa nonton Kapten Tsubasa. Dari situ banyak bocah-bocah langsung tersihir dengan sepak bola. Dimana-mana ditulis "Bola Adalah Teman" dan paginya mereka saling bercerita tentang Kapten Tsubasa.

Hari minggu dimana biasanya banyak kartun, sekarang hanya beberapa yang nayangin kartun. Pagi kita bangun, seperti biasa. Adanya inbox, Infotaiment dan FTV. Kalau ada yang nayangin kartun, palingan mentok sampai jam 9-10 pagi. Habis itu, ya.. acara yang tadi. Jangan heran kalau kita melihat anak-anak sekarang udah Dewasa sebelum waktunya. Dewasa bukan dalam bentuk perilaku. Itu karena apa yang mereka lihat dan mereka tirukan, menurut mereka itu hal yang wajar lantaran semua orang juga ngikutin hal tersebut.
Gampangnya adalah anak SD sekarang udah mainan IPAD. Belipun cuma buat main Angry Bird. Lagipula anak segitu dibeliin IPAD gunanya apa?  Belum ada apa-apanya. Anak usia segitu juga belum butuh IPAD. Mereka masih seneng main kesana kemari, lari sana lari sini. Itulah yang wajar untuk anak-anak. Bukanya dikasih IPAD atau BB. Kasih apapun yang sesuai buat mereka dan jangan rusak masa kecil mereka. Karena masa kecil hanya datang sekali saja dan gak bisa diulang.