Sabtu, 22 November 2014

Penempatan

Belum lama ini, kampus saya didatengin oleh salah satu konsultan tingkat Asia dibidang industri, Pak Lukman Sinara namanya. Beliau bicara banyak tentang persaingan dunia industri, khususnya bidang Mekatronika. Spesifiknya adalah persaingan Industri di wilayah ASEAN. Dibilang seminar pun bukan karena beliau hanya masuk dalam satu kelas, bentuknya hanyalah sharing. Lebih mirip kuliah umum. 

Dari semua hal yang dia bicarakan. Salah satu yang paling menggelitik bagi saya adalah kata "Positioning" Menggelitik bagi saya karena saya sampai sekarang masih takut mengambil posisi atau berada di posisi orang lain. Selalu ada rasa gak nyaman dalam diri saya. Rasa gak nyaman itu yang membuat saya gak berani ngambil posisi. Khususnya saat ada dalam posisi dekat dengan cewek. Siapapun kecuali keluarga. Jika masih keluarga gak masalah tapi kalo udah berurusan dengan cewek ketakutan langsung muncul. Ketakutan itu juga yang bikin saya gak berani mulai obrolan dengan cewek. Harus disuapin dulu sama mereka, baru bisa memulai percakapan. Namun yang lebih parah adalah ketika saya mulai obrolan dengan cewek selalu berakhir amsyong. Entah BBM gak dibales, tiba-tiba ditinggal pergi atau yang lebih parah adalah dijauhin sama mereka.

Seakan-akan hal itu membuat saya merefleksikan dengan apa yang terjadi dahulu. Hal yang membuat saya begitu takut adalah berdekatan dengan cewek karena saya pernah tinggal kelas. Mungkin terdengar sepele untuk beberapa orang, namun buat saya itu mempengaruhi diri saya. Bukan masalah pinter atau enggak. Masalahnya adalah ketika saya berhadapan dengan seseorang yang secara umur lebih muda dari saya tapi tingkatannya diatas saya.

Waktu itu saya kenalan sama anak falkutas lain, Saat ini saya kuliah Mekatronika. Dia ini kuliah psikologi. Secara tingkatan dia diatas saya 2 tingkat tetapi secara KTP dan akta kelahiran lebih tua saya 1/2 tahun. Ketika kami berkenalan dan mulai obrolan, saya berhati-hati agar dia tidak menanyakan semester saya berapa? Karena terbawa suasana dan obrolannya sangat seru. Pertanyaan yang saya takutkan akhirnya keluar.

 "Kamu semester berapa?"

Dengan gamblangnya saya bilang "Maba, Masih Maba"
Dari situ sontak suasana berubah, yang tadinya cair tiba-tiba jadi beku dan dingin. Bahkan sampai sekarang kalau saya berpapasan dengan dia dikampus, gak pernah saya sapa. Langsung aja pergi.

Dari situ saya masih ketakutan untuk melakukan penempatan kembali. Kejadian yang pernah saya alami masih meghantui saya terus menerus. Percaya diri kalah kuat dengan minder. Berani kalah kuat dengan takut.