Senin, 17 September 2012

Mengungkap Sisi Lain Dari Sekolah.

Lama sekali saya memikirkan hal ini. Karena saya merasa perlu diungkap sisi lain dari sekolah yang anda belum ketahui. Jika kita cuma tahu sekolah sebagai tempat belajar dan mencari pacar. Saya akan mengungkap beberapa hal lain yang didominasi oleh pengalaman pribadi saya sendiri, serta observasi dadakan dengan cara saya.
  • Siswa laki-laki sering terdiskriminasi disekolah.
Sebenarnya gak semua sekolah kaya gitu, karena ada sekolah homogen dan heterogen. Sekolah homogen, sekolah yang isinya cewek/cowok doang, sedangkan sekolah heterogen, sekolah yang cewek dan cowok merangkap jadi satu. Intinya sekolah isinya cewek dan cowok adalah heterogen dan homogen adalah yang sejenis.

Langsung ke topik, Sebenarnya diskriminasinya bukan bentuk fisik atau mental, hanya aturannya yang menyebabkan siswa laki-laki terdiskriminasi. Ada aturan bahwa "Siswa laki-laki rambut tidak boleh panjang." Sedangkan yang perempuan rambutnya boleh panjang, untuk mengatisipasinya siswa laki-laki harus sembunyi-sembunyi biar rambutnya gak dipotong. 'Lagipula kenapa gak dikucir aja, kan gak ada peraturan tertulisnya' Jadi kalo rambut kalian dikucir sebenarnya gak masalah, kan gak ada peraturannya. 

Berikutnya saat ijin ke kamar mandi. Saya sering lihat cewek kalo ke kamar mandi pasti nyari rombongan. Alibinya takut pergi sendirian atau apapun yang mereka ucapkan karena saking banyaknya. Sedangkan cowok kalo ijin rame-rame. Gak ada hujan gak ada petir langsung dicegah sama guru piket. Alasannya ke kamar mandi harus gantian. Coba pikir "Kenapa mau ke kamar mandi harus nunggu teman yang balik ke kelas baru boleh keluar, sedangkan sekolah punya kamar mandi banyak?" dan sekolah saya punya kamar mandi banyak. Peraturan yang aneh tapi nyolot. Sekalian aja bikin kamar mandi di atas lereng gunung biar bisa gantian yang ijin.
  • Sekolah memaksa kita menyukai pelajaran yang tidak kita suka.
Umumnya manusia selalu ada hal yang disukai dan tidak. Itu manusiawi dan tidak bisa dipaksakan. Misalkan "A" gak suka makan makanan pedas namun "B" justru ketagihan makan makanan pedas. Bisa dibilang "Suka atau tidak suka" adalah pilihan. Namun hal ini tidak berlaku di sekolah.

Bayangin, Disekolah kita belajar lebih dari 10 mata pelajaran, 6 mata pelajaran UN dan sisanya untuk 'Menuh-menuhin rapor.' Pasti diantara itu ada pelajaran yang kita suka atau tidak. Alasanya pun beragam bagai budaya Indonesia yang banyak. Pernah suatu ketika, Pagi sebelum pelajaran. Karena gak ada guru, kepala sekolah langsung nyelonong masuk begitu saja. Saat didalam, dia ceramah beberapa hal yang jelas saya gak tau maskudnya. Pas itu juga dia bertanya kepada seluruh kelas.

"Ada pelajaran yang gak disukai?"

Entah memang ngincer saya atau saya punya daya tarik tersendiri, dia pun nunjuk saya.
Spontan saya jawab.

"Mandarin bu"

Mandarin adalah pelajaran paling ribet. Ngomong aja udah beribet, karena kalo kita ngomong "Satu kata tapi nadanya beda itu udah beda arti" Belum lagi Pinyin, Pinyin semacam huruf kanjinya mandarin. Kalo bentuknya simpel gak masalah, hanya saja bentuknya sulit untuk dihapalin. Gak percaya, coba aja sendiri.
Memang sih itu dinilai dan masuk rapor tapi kalo emang dasarnya gak suka mau gimana lagi. Anak kecil aja kalo dipaksa makan makanan yang gak dia suka aja nangis. Apa lagi kita yang dipaksa belajar pelajaran yang kita tidak suka kalau bukan karena terpaksa.
  • Manusia mulai mengenal 'Begadang' ketika duduk di bangku sekolah.
Terdengar Ilmiah sekali. Ini bukan sekedar teori yang diabadikan dalam buku/tulisan, namun ini sudah teruji kebenarannya. Saat masih kecil, kita diajarkan oleh Ibu kita untuk gak tidur malam-malam. Paling cepet jam 9. Bermacam-macam alasan dikeluarkan dari 'Dikejar-kejar hantu sampai ngantuk dikelas'.
Namun semakin pengetahuan kita bertambah, rasa kepo pun juga bertambah. Hal itu juga didukung dengan teknologi yang semakin maju dan pergaulan kita yang luas. Hiburan-hiburan menarik justru adanya pas malam hari, lebih tepatnya menjelang tengah malam. Entah nongkrong bareng, nonbar di cafe, liat bokep sambil ngunci kamar dari dalem, bahkan ada yang menggalau setiap menjelang jam 12 malam. Semua hal itu dilakukan sambil begadang. Itu baru dilihat dari satu sisi. Sebenarnya masih ada sisi lain lagi yaitu kalo Ulangan, Tugas dan PR datang secara bersamaan dan harus diselesaikan besok.

Berdasarkan pengalaman pribadi dan realita yang ada sekarang. Rata-rata guru ngasih tugas ke muridnya gak tanggung-tanggung, malah bisa aja pas ngasih tugas dilanjutan dengan ulangan dadakan. Belum kalo sekolah kalian pulangnya sampai sore belum ditambah les privat/bimbel yang bisa menguras waktu 'bermain' kalian. Kemungkinan jika sampai hal ini terjadi, mau gak mau harus mengorbankan waktu tidur kalian untuk main atau belajar sampai begadang.
  • Sekolah mengajarkan kita ilmu tentang Mengospek orang.
Ospek memang tidak bisa dipisahkan dari sekolah. Karena dari sekolah kita mengenal istilah "Ospek". Setiap ajaran baru, selalu saja di semua sekolah mengadakan ospek dan korbannya adalah siswa-siswa yang masuk tahun ajaran baru.

Berdasarkan pengamatan, setiap ospek yang digelar selalu dimulai dengan upacara, biar siswa baru gak merasa tegang, kan kasihan anak-anak baru yang udah semangat masuk masa langsung di ospek. Setelah upacara, mereka dikenalkan dengan guru, karyawan dan tentu saja "Para Pelaku Ospek" yang tidak lain tidak bukan adalah OSIS. Ospek disini, kalian pasti pernah disuruh baris-berbaris sambil panas-panasan, nyari makanan dan minuman dengan petunjuk yang aneh-aneh bahkan ada yang disuruh memakai atribut yang norak dan bersifat mempermalukan siswa baru, atau dalam bahasa kasarnya "membully" siswa baru.
  • Sekolah mulai memperkenalkan "Kasta" pada masyarakat modern.
Kasta adalah istilah pengkelompokan untuk orang berdasarkan golongan-golongan. Kasta diperkenalkan sejak kerajaan Hindu mulai menyebar di Indonesia. Budaya ini juga dilanjutkan dan dipertahankan sampai sekarang. Sekolah salah satu tempat yang masih mempertahankan budaya tersebut.

Jika diperhatikan, sekolah juga ada penggolongan kelas, namanya juga sekolah. Tetapi penggolongannya tidak seperti saat jaman kerajaan dulu. Intinya yang "Bawah" harus menghormati yang "Atas". Karena itu logika dalam pengkastaan. Realita yang sering terjadi adalah saat jam istirahat.

Saat jam istirahat, semua siswa dalam kasta membaur dengan kelompok kasta lain. Umumnya mereka tidak saling kenal satu sama lain, kecuali kelompoknya sendiri. Saat itulah kekuatan kasta mulai terlihat, atau lebih dikenal dengan senioritas.

Misalkan dalam sebuah peristiwa, sekelompok senior sedang asik nongkrong di depan teras dan beberapa yunior mereka lewat. Ketika para yunior lewat, senior pun tidak terima kalo mereka lewat begitu saja tanpa memberi hormat.

"Heh! kalian gak tau ada disini ada senior!? Kalo ada senior kasih hormat dong!"

"Iya kak."

Dengan berat hati dan tertekan yunior menjawab karena takut hidup mereka terancam.

"Pagi kak"

Namun dengan adanya kasta ini menyebabkan para senior jadi Gila hormat. Mereka seakan-akan kecanduan pada kehormatan atau dalam kamus ilmiahnya adalah "Respectholic". Pecandu Respecholic rata-rata adalah para senior dalam sebuah kelompok. Mereka yang menderita respectholic selalu mencari hormat kepada yunior mereka dan menindas mereka agar dihormati baik dengan sengaja ataupun tidak. Saking mereka gila kehormatan, para senior gak segan-segan malakin yuniornya setelah pulang sekolah, sayangnya yang malak posisinya dipojokan sekolah.


Mungkin baru bisa segini dulu. sebenarnya masih banyak yang mau dishare tapi mau gimana lagi.











0 komentar:

Posting Komentar