Selasa, 12 Maret 2013

Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar

Sebenarnya dari kemaren pengen posting tentang ini tapi baru bisa nulis sekarang. Entah males atau sebangsanya yang jelas gitulah. Jarang-jarang saya posting tentang kegiatan saya sehari-hari, namun karena yang ada dikepala saya cuma LKTD. Apa boleh buat. Tulis aja apa yang ada.

Beberapa ada yang pernah ngalamin hal sesuai judul diatas, beberapa juga ada yang belum. Sebenarnya LKTD adalah Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar atau yang orang awam sering kenal dengan pelatihan kepemimpinan. Lebih tepatnya pada tanggal 23-24 Februari kemarin di daerah Salam, Magelang. Sebelumnya, setiap acara yang kita ikuti selalu ada TM, katanya sih buat pengenalan acara dan pendaftaran ulang atau semacamnya lah. Pokoknya kaya gitu. 

Waktu itu, hari rabu TM diadain di Gereja, karena ini acara yang mendanai gereja. Pertama kali saya mikir waktu ada TM. "Apa yang ikut banyak? Yang ikut rata-rata siapa? Apa yang terjadi selanjutnya?" Itulah yang ada dikepala saya. Saya ikut kegiatan itu juga lantaran saya didaftarkan orangtua saya karena dilingkungan saya yang minat dikit. Ya sudahlah, akhirnya jadi tubal buat ikutan LKTD. Singkatnya udah sampai gereja. Hujan menemani TM saya malam itu. Ketika saya masuk, saya kaget lantaran yang ikut lumayan banyak. Kira-kira 64 orang ada (Itu cuma daftar peserta dari panitia). Teman-teman geraja saya memang dari dulu terkenal dengan budaya "Jam Karet". Dengan kata lain, bilangnya jam 7 tapi mulainya jam 8. Perkiraan saya memang tepat, saya datang jam setangah 8 dan acara baru mulai. Untuk selingan nunggu Romo pembina. kita dikelompokkan dalam kelompok kecil dan disuruh ngikutin apa yang disuruh panitia dan tentu saya saya gak tau apa-apa. Alhasil, nyontek yang didepan ngapain, ikutin aja. Pokoknya lanjut...
Setelah itu Utusan romo dari YSC datang saat hujan turun. Beliau langsung mulai pembincangan dengan khotbah layaknya Romo yang sedang memimpin misa tiap minggu. Intinya, Romo meminta agar seluruh umat katolik, khusunya anak muda berani bertindak untuk gereja dan masyarakat. Karena menurut data dari Keuskupan Semarang (Kata Romonya lho...) "Orang katolik di Keuskupan Semarang sekitar 300 ribu orang pada, sampai saat ini." 

Sabtu, 23 Februari 2013. 
Tepatnya jam 15.30 di Gereja udah pada ngumpul beberapa orang. Kali ini gak ngaret jamnya. Hampir semua datang sebelum bus datang. Biarpun gak semua perserta dalam daftar datang. Setidaknya sekitar 75% dari daftar ikut. Sebelum berangkat, kami dinagi dalam dua kelompok untuk pembagian bus terus berangkat... 

Sesampainya di Salam, kita langsung disuruh nyari kamar buat tidur dan dapetnya di atas. Kira-kira baru ngelempar tas, kita udah disuruh turun ke bawah sama pebimbingnya untuk langsung ikut sesi tanpa mandi dulu. Waktu itu jam 17.30. Didalam kita dikenalkan sama pebimbing dari YSC satu persatu. Setelah diperkenalkan semua anggotanya. Semua peserta langsung digiring keluar untuk pelatihan selanjutnya. Pelatihan yang dipimpin oleh Mas Christian ini intinya kita buat pos dari sepatu lalu saat bilang "Angin Berhembus" akan ada instruksi dari salah satu orang. Jika dia bilang "Kaos Merah" Berarti yang pake kaos merah harus pindah tempat. Begitu seterusnya. Sampai waktunya makan malam. Semua peserta gak ada yang numpang mandi atau sebagainya. Lansung masuk sesi berikutnya. Sesi ini bernama "SWOT" artinya Strength, Weakness, Opportunity dan "T"nya arti indonesianya adalah Tantangan. Lupa inggrinya apa. Langsung disuruh ngumpul sama kelompok yang udah dibuat. Kita disuruh ngisi "Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, keuntungan dan tantangan dari OMK Banteng?"  Setelah kita jawab, terus digabung sama kelompok lain. Rata-rata hasilnya gak jauh berbeda. Ada yang bilang "Orangnya banyak" , "Mudah datang mudah pergi" , dan "Banyak hambatan dari luar geraja dan masyarakat."
Namun yang paling membuat saya kagum adalah ketika sebuah pernyataan yang menyatakan "Sebagai pemimpin kita punya contoh yang pantas dijadikan teladan yanti Yesus Kristus." Yah... namanya pelatihan dari gereja pasti gak jauh-jauh dari Yesus. Setelah saya pikir-pikir lagi, ada benarnya juga. Biarpun  banyak orang mencontoh para pemimpin besar jaman sekarang namun yang layak dijadikan teladan adalah Tuhan kita sendiri. Supaya kita lebih mememahami seperti apa Yesus itu dibuatlah (semacam) jalan salib. Mungkin yang non kristiani bakal bertanya. Jalan salib apaan? apa kita jalan sambil bawa salib?. Dalam katolik, jalan salib digunakan untuk mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sebelum disalib di Bukit Golgota. Jadi gak bawa salib kaya jaman Yesus dulu. Gampangnya kita merenung dan berdoa. Itu aja. Saat jalan salib itu, kita juga disuruh jalan merangkak sampai pemberhentian berikutnya dan menjaga lilin yang kita bawa agar jangan sampai padam. Saat itu juga kita disuruh mencambuk badan sendiri sesuai dengan dosa . yang telah diperbuat selama ini. Yang bikin heran adalah "Ngapain gue mecut diri sendiri kaya gitu, emang gak ada yang mecutin apa?" "Ya udahlah nikmati aja" dalam hati bilang gitu. Namanya pelatihan mungkin memang kaya gini. ada aturan yang gak jelas. Apapun itu ketika kita sudah ikut, jalani aja. Lagipula waktu itu gak sendirian. Sebagai penutup doa. Kita disuruh membasuh kaki salah satu teman kita. Habis itu duduk depan patung Bunda Maria dan menunggu sampai semua peserta lain selasai. Selesainya waktu itu jam 2 pagi dan tidur dalam keadaan gatal-gatal karena dari sore belum mandi.

Hari kedua, Minggu, 24 Februari 2013.
Entah kenapa kalau gak tidur dirumah. bisa bangaun pagi walau tidur jam 5 pagi. Tidur jam 5 pagi pun bukan karena alasan. Pertama, memang salah saya sendiri malah ngopi jam 4 pagi. Kedua, karena saya sekamar dengan orang-orang "Hyperaktif" yang artinya mereka seneng gangguin orang yang lagi tidur. Dua alsan itulah yang bikin saya terpaksa tidur jam 5 pagi. Namun itu gak jadi masalah. Setidaknya masih bisa kumpul  diluardalam kondisi gak lemes akibat kurang tidur. Setelah itu, kita disuruh baris dan buat kelompok berdasarkan hitungan. Kelompok itulah yang dipake buat Out Bond. Entah kenapa, setiap acara makrab atau semacamnya, tiap hari kedua selalu ada Out Bond? Mungkin udah jadi tradisi tiap makrab kali. Apapun itu, Jalani aja...

Out Bond waktu itu, menurut saya beda dengan Out Bond sebelumnya yang pernah saya alami. Sebenarnya bukan karena permainanya sih... Lebih kepada temen kelompoknya. Moga-moga pada tahu maksudnya...
Intinya saya bersama orang yang notabene sekelompok dengan teman jalan salib pada waktu itu. Cewek apa cowok? Tentu aja cewek. Namanya Ita. Gak tau kenapa pas satu kelompok bareng dia , rasanya seneng gitu aja. Apalagi pas tak ajak ngobrol, dia jawabnya juga santai. Biarpun kelihatan kaya orang curigaan. Maklum, tiap aku ngobrol sama cewek pasti cewek yang tak ajak ngobrol illfeel atau mikir yang aneh-aneh. Amsyong pokoknya! Namun gak ketika sama Ita. Bisa dibilang dia cantik, beruntunglah masih sempet kenalan walau sampai sekarang gak punya akun twitter/facebooknya. Sekali lagi pengen teriak "AMSYONG!! "

Sebenarnya bukan itu yang saya dapatkan dari LKTD. Melainkan saya jadi tahu seperti apa kriteria pemimpin yang sesuai denga keadaan jaman ini yaitu Yesus Kristus. Itu yang diajarkkan selama pelatihan. Dipelatihan kita diminta untuk berani menjadi orang katolik yang setia kepada gereja masing-masing. Yang utama adalah menjadi pemimpin gak enak ternyata. Kelihatannya aja keren. Bisa nyuruh-nyuruh orang, bacot seenak dengkulnya dia tapi dibalik itu, pemimpin yang menanggung tanggung jawab yang paling besar dan paling besar juga resiko kena bacot-bacot orang yang komplain sama mereka. Seperti itulah yang saya dapatkan selama pelatihan selama 2 hari 1 malam. Mungkin yang bisa saya simpulkan

"Pemimpin harus punya nyali yang gede karena pemimpin yang pertama diserang ketika ada yang gak suka dengan cara kerja kalian"

0 komentar:

Posting Komentar