Sabtu, 11 Juli 2015

Anugrah atau Musibah - Round 2

Sebelumnya saya pernah buat postingan yang sama tentang hal ini, Anugrah atau Musibah. Tulisan sebelumnya berisi tentang keresahan saya dengan diri saya sendiri. Kekhawatiran saya dengan diri sendiri. Untuk kali ini saya mendapatkan kegelisahan yang sama namun dalam situasi lain.

Sampai sekarang saya gak bisa jawab jika ditanya "Kenapa kuliah Mekatronika?". Jujur aja, saat daftar kuliah dan tes masuk saya juga gak punya pemikiran pasti kenapa saya mau kuliah itu. Bukan berarti saya gak punya pendirian. Saya orang yang selalu menemukan sesuatu alasan dibalik setiap peristiwa belakangan. Gampangnya menemukan jawaban ditengah jalan atau di akhir bukan di awal perjalanan. Begitu saya mulai mendapatkan baju praktikum dan jas almamater. Secara resmi juga saya mulai memasuki kehidupan mahasiswa Mekatronika.

Petualangan pun dimulai.

Sensasi dari kuliah mekatronika gak jauh beda dengan kuliah jutusan teknik pada umumnya. Ada namanya Laporan. Kuliah praktikum terus-terusan sampai kelas penuh dengan batang. Namun ada ekstranya yaitu kalian akan bingung ketika ditanya orang Apa itu mekatronika? Jika Ekonomi, Psikologi dan Informatika orang pasti tahu. Lah ini mekatronika, waktu saya SMA temen-temen mana ada yang tahu, apalagi guru saya. Mereka tahu mekatronika ya ketika saya kuliah mekatronika.

Seperti orang pada umumnya ketika pertama kali mencoba/belajar hal baru pasti dalam kondisi on fire. Begitu juga saya yang saat itu masih semangat banget ngikutin perkuliahan. Semangat dicampur dengan keasyikan karena mata kuliah masih nyantai-nyantai. Belum banyak praktikum serta ujian praktikum yang harus keluar duit karena bikin papan PCB berserta jalurnya dan komponen elektronika. Masih santailah saat itu. Beban tugas juga gak banyak - banyak amat.

Sayangnya, begitu masuk semester yang jadwal kuliah mayoritas praktikum. Secara tidak langsung sudah mengubah hidup saya. Dalam satu semester itu pulang paling cepet itu jam 14.30. Dengan catatan ruang praktikum udah bersih dan dosen udah bingung ngasih materi apa lagi. Itu yang paling cepet. Sialnya itu bisa sampai jam 16.00 bahkan kalo kuliahnya banyak bisa pulang jam 17.00. Intinya ya jam kuliah udah di setting seperti jam kerja pegawai. Masuk pagi pulang sore. Jika telat disuruh nutup pintu kelas dari luar. Jika tugas udah selesai sebelum waktunya, siap-siap nganggur di dalam kelas sampai dosen datang dengan absensi dan pulanglah kita.


Kebetulan semester kemarin adalah semsester dimana emosi saya terkuras habis. Sehingga ada masa dimana saya jenuh masuk kuliah. Ketika selesai kuliah saya sering ngedumel sendiri.

"Jenuh kuliah. Tiap hari kuliah kerjaannya masang ini masang itu, bikin ini bikin itu. Kaya gak ada kerjaan lain aja"

Gak tau apa yang mempengaruhi saya sampe bisa mikir kaya gitu. Saya juga gak tau apa temen-temen yang lain juga ngerasain hal yang sama atau nggak. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Dateng kuliah yang dipikirin cuma Kapan Istirahat? Kapan pulang biar bisa tidur dan melupakan semua yang terjadi pada diri ini. Lebay banget ya. Itulah yang saya rasain selama kuliah semester kemarin. Kejenuhan juga merambat ke semua mata kuliah. Dimana hal itu menyebabkan nilai kuliah banyak yang kurang. Gak tau nasibnya gimana semester besok masih bisa ambil SKS atau enggak. Saya gak mau mikirin soal itu ntar liburan cuma mikirin sesuatu yang belum jelas titik terangnya.

Jika sedang dalam suasana dimana sosok dalam diri saya keluar dari tubuh saya. Saya sering bertanya "Salah gak sih masuk Mekatronika?" Ketika saya berusaha mencari jawaban itu selalu aja gak ketemu bagaikan kesasar dalam hutan disaat matahari terbenam. Gelap. Gak ada apa-apa. Nihil.

Disisi lain saya menemukan hal yang gak pernah saya pikirkan sewaktu memutuskan kuliah mekatronika yaitu saya tahu rasanya dunia kerja karena jam kuliah disesuaikan dengan jam kerja kantoran. Dalam situasi yang gak nyaman saya nemuin kepingan diri sendiri yang hilang entah diambil orang atau tergeletak di jalanan.Saya pun juga dibuat untuk gak hidup santai karena berbagai tuntutan untuk esok hari, dan tentu saja postingan ini gak bisa dibuat kalau saya gak kuliah mekatronika. Intinya semua yang kita lakukan ada hitam ada putih. Ada satu ada nol. Ada gelap ada terang dan tentu saja ada anugrah dan musibah.
Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar